Monday, October 31, 2011

Selamat Ulang Tahun, Dinda!

Hehe, maaf postnya terlambat sebulan lebih. Jadi, tepat 29 September 2011 lalu, temen gw yang paling sinting ulang tahun. Namanya Dinda Widya Permata, panggilannya Dinda. Dia adalah bungsu dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan. Asal daerahnya sih Lampung, tapi percaya nggak percaya, dia asli orang Jawa. Pasti ga nyangka kan? :)) Well, daripada ujungnya gw jadi merangkum riwayat hidup dia, mending gw cerita surprise dan perayaan ulang tahun dia kemarin.

Jadi, seperti biasa, gw dan temen-temen pura-pura lupa dengan ulang tahun Dinda (lagu lama berkumandang kembali). Tapi, kita bersikap seperti biasa dan tetep berinteraksi (BBM, SMS, ngobrol). Nah, waktu itu dia kosannya ada di lantai 2, which is tangganya bikin yang lewat berasa kayak lagi berpetualang layaknya Indiana Jones (oke, gw lebay). Jadi, maksud kita waktu itu, karena ada yang bertugas mengelabui dan beli kue, kita mau  mancing dia supaya turun ke ruang tamu bawah karena ada dua temen cowok; Imam dan Galih.

Thursday, October 20, 2011

Oktober kok kamu jahat sih?

Heh Oktober! Kamu itu bulan kelahiran aku, kok kamu jahat banget sih sama aku?
Setelah Januari, Februari, Maret, April, dan Juni jahat sama aku, kamu mau ikut-ikutan mereka jahatin aku?

Seharusnya kamu tuh bikin aku bahagia, bikin aku ketawa, bukan bikin aku nangis sampe sesak nafas begini berhari-hari!

Aku capek tau nangis. Tapi kalo gak dikeluarin dadaku sesak. Susah bernafas dan sakit.

Kamu suruh aku senyum-senyum sendiri? ketawa maksa? atau nonton film komedi?

Udah aku coba semuanya.

Kalo seandainya Doraemon itu nyata, aku udah minta dia keluarin alat buat bikin aku bahagia atau alat yang bisa bikin aku lupa sama yang sedih-sedih.

Hal tersedih adalah, aku berharap terlalu banyak sama kamu. Aku kira kamu bakal selalu bisa bikin aku bahagia, paling nggak tertawa.

Dan karena harapan yang sedemikian besarnya itulah sekarang aku habis. Titik, gak pake koma.

Mungkin di tahun-tahun berikutnya aku harus coba untuk gak berharap sama kamu lagi.

Sampai jumpa.

Tuesday, October 18, 2011

21

Another birthday post from me. Hehehe.

I'm grateful yet this might be my saddest birthday, ever.

I know they do not mean to do this, but yes, I'm disappointed.

My Dad call me to say happy birthday and promise to call me again since my Mom wanted to congratulate me too. But yes, no more calls until now.

And someone is really disappointing. How could that person give me something that belongs to that person-whom-I-hate-the-most. I love that it's something that person give me, but I can't deny that I'm really sad that that person give me something that related to that God-damned person.


I don't know. Maybe it takes time.

Anyway, I got nude lipstick, crayon eye liner, and a cardigan this year. hehehe, thanks to my best friends! 

I am officially 21 and it's legal to do so many things! ~

wish me a very happy year!

Thursday, October 13, 2011

Rumahku (dulu)

Rumah.
Apa sih rumah itu?
Bagiku rumah adalah dimana kita bisa beristirahat dengan tenang tanpa harus peduli tentang hal lainnya. Tempat terakhir yang ingin kita tuju saat kita letih dengan kehidupan.

Wednesday, October 12, 2011

Kamu

Dan anehnya, kini aku tidak menginginkanmu seperti dulu. Tapi aku juga tidak mampu menolak. Karena aku tahu, kamu masih punya peran dalam kehidupanku. Tapi tidak seterang dulu. Kalau dulu kamu matahari, sekarang kamu hanya lampu neon di kamarku yang tidak pernah terkena sinar matahari ini; menyinari namun tidak menerangi dan tidak hangat seperti dahulu. Kamu masih disana, tapi kamu bukan yang aku butuhkan lagi sekarang. Sekarang aku keluar dari kamar dan masih mencari cahaya matahari, lagi.

Tidak Tahu

Jangankan sahabat, keluarga, ataupun peramal. Diriku sendiri pun tidak tahu apa yang aku mau. Sekarang adalah sekarang. Apa yang aku lakukan saat ini tidak kupedulikan untuk apa dan apa dampaknya nanti. Yang penting aku riang. Yang penting aku tidak perlu menitikkan air mata dan bangun dengan mata sebesar bola pingpong keesokan harinya. Aku hanya ingin bangun dengan senyuman dan semangat dalam diri. Dan kini aku mulai tersenyum. Mengingat betapa sulitnya hanya untuk tersenyum di bangunku.