Wednesday, November 23, 2011

Magang #1 : Magang lagi, lagi-lagi magang

Hai!

Akhirnya setelah sekian lama mencari, berusaha, dan bersabar, gue kembali magang! Hihihi. Setelah kemarin magang di Palembang hanya demi nilai dan laporan kuliah, sekarang tujuan gw magang tentunya adalah mencari segepok uang. Ya, semester tujuh memang rawan galau. Selain galau percintaan, temen-temen gue juga banyak yang galau magang. Kenapa? Ya biasa, sindrom menjelang semester akhir adalah pengen banget kerja atau mandiri secara finansial. Walau kuliah gue gratis tapi tetep aja kan merasa gak enak masih minta duit melulu dan terpaksa nahan laper dan keinginan lainnya karena gak enak minta duit lagi minta duit lagi. 

Jadi, gue emang udah sengaja ambil kuliah malam buat semester ini dengan harapan magang lagi. Setelah nganggur selama kurang lebih dua bulan, akhirnya secercah cahaya itu muncul juga. Sang pemberi cahaya tak lain dan tak bukan adalah Riska. Jadi, tempat dia magang sekarang butuh anak magang buat translasi dan reformatting dokumen perusahaan. Gue sih seneng-seneng aja, toh selain dapet gaji, gue bisa sekalian mengembalikan dan meningkatkan kemampuan bahasa Inggris gue yang kebanyakan dianggurin selama kuliah.


Jadi, Selasa kemarin (22 November 2011), gue dipanggil buat wawancara dan voila! Hari ini gue sudah nangkring di sudut kubikel kantor *seruput kupi*. Jadi job desks gue adalah membantu pihak konsultan untuk menerjemahkan dokumen berupa standar prosedur yang memang dirancang dalam dwibahasa, jadi si mbak (namanya mbak Nana, imut deh mbaknya, berasa gue yang lebih tua) ini yang membuat SOP dalam bahasa Inggris, kemudian gue yang menerjemahkan dalam bahasa Indonesia. Nah selain menerjemahkan, gue juga harus memformat ulang SOP tersebut. Gak susah sih, tinggal ikutin template yang udah dikasih aja.

suasana kubikel

Oh iya, kantornya ini bisa dibilang deket dengan daerah kekuasaan gue (daerah kos, kampus, dan sekitarnya), jadi cukup naik Kopaja aja dari Pasar Festival. Dan kabar baiknya adalah, sebelum akhir tahun kantor akan pindah ke Bakrie Tower, yang TENTU SAJA JAUH LEBIH DEKAT LAGI dari kos gw. Selain dekat, gue juga bisa menghemat ongkos karena cukup jalan kaki dan dekat dengan kampus (ngesot dikit udah kampus, ngesot lebih jauh dikit udah ada tempat makan murah). 

Suasana kantornya gue suka kok, dan lagi user dan staf lainnya juga ramah dan 'sebaya' wahihi. Jadi, lebih asik kan (maklum tempat gue magang sebelumnya penuh dengan bapak-bapak paruh baya). Pertama dateng gue dijelasin job desks sama mbak Nana, ikut proses induksi sama Mas Guntur, trus mulai mengerjakan tugas deh.

tempat bersemayam gue 

Begitu kerja, gue tentunya menemukan kesulitan. Silahkan bilang gue sombong, gak nasionalis, atau apapun (karena gue udah kebal dibilang begitu), tapi gue merasa menerjemahkan bahasa Inggris ke Indonesia itu susah. Kenapa? Karena banyak kosa kata bahasa Inggris yang tidak punya padanan dalam bahasa Indonesia. Semisal nih:
Purpose dan Objective. Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dua kata ini sama. Tapi dalam bahasa Inggris, mereka mirip, tapi punya makna yang berbeda. Dan gue langsung riweh cari padanan kata bahasa Indonesia yang tepat biar mudah dimengerti.


tersangka pembuat sakit perut

Dan tentunya masih banyak lagi kata-kata lainnya yang membuat gue pusing. Hahaha. Oh iya, ada hal gak penting yang mau gue ceritain di hari pertama magang gue ini. Karena ada pantry, yang merupakan salah satu sumber kebahagiaan gue,  gue iseng bikin kopi. Dan tampaknya memang gue tidak berjodoh dengan kopi, kejadian-kejadian sebelumnya pun terulang lagi: gue maruk! Gue memang tidak bisa meracik kopi sendiri dan selalu minum kopi instan, alhasil, karena di pantry harus bikin kopi sendiri gue jadi maruk. Gue mulai meramu kopi dengan kopi bubuk hitam, creamer, dan gula pasir. Tampaknya karena kebanyakan kopi bubuk hitam, gue mulai tidak waras dan akhirnya memasukkan SEPULUH SENDOK BEBEK CREAMER ke dalam segelas kopi. Sepuluh sendok bebek saudara-saudara, bayangkan, untung bukan sendok sayur. Dan ironisnya adalah, saat gue kembali ke sudut kubikel buat kerja lagi dan (sok-sokan) nyeruput kopi, rasanya tetep pahit. Pfft. Baru dua teguk pun perut gue mulai berisik. 

Tampaknya gue memang harus sadar diri bahwa gue memang alergi kafein. Oh ya, hari ini juga ada yang ulang tahun jadi gue kebagian potongan cheese cakenya. Fufufu. Today's my lucky day, I guess.

cheese cakenya enak!

Semoga magang disini menyenangkan!
tampang bengong kekenyangan

No comments: